Jumat, 22 Februari 2013

BAB : KECERDASAN ALI BIN ABI THALIB 18. Anak Yang Tidak Diakui Oleh Ibunya Seorang anak datang kepada khalifah Umar binKhatab untuk mengadu. Dia berkata, “Ibukumenahan warisan dari ayahku, dengan alasan bahwaaku bukanlah anaknya, sehingga aku tidakmemperoleh warisan itu.” maka Khalifah Umarmendatangkan ibunya, lalu berkata kepadanya, “megapa kamu mengingkari anakmu?” Si Perempuan berkata, “Dia bohong! Akumempunyai saksi bahwa aku masih perawan dan akubelum pernah menikah.” “Mana saksi-saksimu?” tanya Khalifah. Perempuan itupun mendatangkan 7 orang, yangsemuanya bersaksi bahwa si Perempuan memangbelum menikah. Tapi si anak masih membela diri dan berkata, “Akupunya bukti yang akan aku jelaskan, mudah-mudahanAnda memahaminya.” Khalifah Umar berkata, “Katakan sesukamu!” “Ayahaku sudah tua, namanya Sa`ad bin Malik “jelas si Anak. “Aku dilahirkan pada musim panas.Selama dua tahun aku disusui dengan susu kambing.Ketika aku dewasa, ayahku pergi bersama suaturombongan. Tapi ia tidak kembali. Menurut kabar, iatelah meninggal di perjalanan. Ketika ibuku mendengar berita ini, ia mengingkariku danmenjauhiku. Sekarang aku terdesak kebutuhan.” Umar berkata, “Ini perkara sulit. Mari kita pergukepada Abu al Hasan (Ali bin Abi Thalib)!” Di rumah Ali, si Anak menceritakan duduk perkaranyakepada Ali bin Abi Thalib. Demikian pula si Perempuanditanya, dan Ali mendengarkan pembelaannya.Kepada Ali, perempuan itu menjelaskan hal yangsama, “Wahai Amir al Mukminin, aku seorangperawan. Aku tidak punya anak dan belum tesentuh oleh laki-laki.” Sayidina Ali berkata lagi kepadanya, “Jangan bicaraterlalu panjang. Aku adalah putra Paman BulanPurnama (Rasulullah). Sungguh aku tahu kejadianyang sebenarnya.” Perempuan itu masih membela diri dan berkata,“Datangkanlah seorang bidan, biar dia memeriksasaya, apakah saya masih perawan atau tidak.” Imam Ali berkata berkenan memenuhi permintaanperempuan tersebut dengan mendatangkan bidan.Kepada pembantunya imam Ali berkata, “Qonbar,datangkanlah seorang bidan!” “Baiklah tuanku!” Jawab Qonbar. Usai pemeriksaan keperawanan di kamar tertutup,bidan itu keluar dan berkata, “Benar tuanku, diamasih perawan.” Imam Ali berkata, “Bidan ini berbohong, periksalahdia, dan ambil gelang darinya!” Kemudian bidan di periksa, dan ditemukan sebuahgelang diselipkan di pundaknya. Itu adalah gelangsogokan dari perempuan tadi. Sebelum diperiksa,perempuan tadi menyerahkan gelang emas kepada sibidan dan berkata, “saksikanlah bahwa akuperawan.” Kini perempuan itu dihadapkan kembali kepada ImamAli, “wahai Perempuan, aku adalah sarang ilmukenabian, penghias dan hakim agama. Aku inginmengawinkan kamu dengan anak muda ini!” Perempuan tadi tersentak dan sontak berkata,“Tidak! Tuan, apakah Anda ingin membatalkansyariat Muhammad? Dia itu anakku!” Imam Ali berkata, “Datanglah kebenaran, sirnalahkebatilan. Rahasiamu telah terbuka. Sebenarnya apayang kamu inginkan?” Perempuan itu menyesali dirinya, lalu ia berkata,“aku takut dengan warisan, Tuanku!” Imam Ali berkata, “Mintalah ampun dari Allah,bertaubatlah kepadanya!”